Antara tubuh yang linglung
Dan embun yang nanar
Matahari hanya sisa risau
Yang berbekas di kasur tidurmu
Ia merasa lapuk
Sebab biasnya telah kau ambil
Di jendela
Matahari mengintip matamu
Menyaksikan embun yang tergopoh
Mencari hangatnya pagi
Di antara kelu bibirmu
Di langit
Matahari menjadi Ibu
Bagi rindu
Dan bagimu.
Jakarta, 200317