Di Tubuhmu
aku seperti akar yang mati,
kering tanpa rindu,
lupa pada pasir,
lumpuh di kesepian yang meradang,
dan hilang perlahan.
sebab di rumahku sudah melarat anggur,
maka aku mengisap nadimu,
menyeduh napasmu.
dan perlahan rumahku hilang,
dibawa angin yang entah,
lalu,
aku menjadi dewa yang murka,
mengutuk...
Berlayar dalam Mimpi
Lautku yang biru
Menjadi wasiat waktu
Yang kuselami
Dan kujarah ikan-ikannya
Untuk kupersembahkan
Padamu yang agung
Aku tak peduli
Ibu dan aku lapar
Atau hanya dapat merasakan ekornya saja
Aku tak peduli
Sebab lautku terlalu kaya untuk kusayangi
Aku berlayar
Dalam mimpi yang pias
Sebab sauh yang...
Kaleidoskop Rindu
Pagi yang setia
Pada embun yang kian renta
Siang yang lugu
Mendekap matahari
Yang lelap di bawah alismu
Dan sore yang luka
Ditinggal senja yang menua
Aku dan musim
Bagai pengantin yang berzikir
Di atas tanah kering
Dan retak oleh doa
Kemarau menjadi luapan rindu
Hujan...
Novemberku
Hari ini
Hujan hanya mengaduh
Pada rindu yang terguyur
Di denah kata yang menggigil
Pada sepi yang bersembunyi
Matahari mengusik rasa
Mengajak angin surut
Pada terik yang ditebarkan
Dan suara yang diam
Selalu saja
Rindu menjadi rintik
Yang berderai
Pada resapan waktu dan jarak
Biarkan,
Biarkan laut tetap...
Balai Rindu
Antara petakan sawah
Yang petak demi petaknya
Menjadi gumpalan rindu
Aku duduk di tepinya
Merayu angin
Yang desirnya
Mengalahkan kicauan rasa
Dan desaunya
Menjadi puisi
Aku mengibas senja
Di antara tebing sore
Menenunnya menjadi doa
Dan membacanya
Di bawah lesapan matanya
Dan rindu
Begitu adem
Ketika sore menengadah
Pada matahari
Di atas...
Tentang Pagi dan Wajahmu
Pagi begitu riang
Beriak pada bias
Yang mengerling
Pada embun
Dan kering
Wajahmu
Menjadi resapan matahari
Menyiram segala bunga
Yang kuncup
Di antara degup pipimu
Aku dan pagi
Membeku
Bagai lereng rasa
Yang menggunung
Oleh deru rupamu
Aku dan wajahmu
Menderai
Bagai ombak dan karang
Mengempas rasa
Yang berdebur
Dan menepi
Pada pantai dadamu
Jakarta, 080415
tembang E dan S
ada suara yang berdenyar
ia begitu gemercik
menjadi sebait hujan
dan bermuara
di antara dua pipimu
adalah dingin
yang menggigil di bawah rasa
menjadi genangan waktu
yang bergema
menjadi rindu
pada suaramu
aku bertekuk...
alur rindu
adalah pagi yang selalu mengering
pada gerah matahari
yang mengintainya
aku beranjak
pada deru angin
yang mengeruk waktu
dan merongrong
pada rindu
yang melesap di antara terik rasa
Jakarta, 230215
percakapan hujan
ada pagi yang meronta
pada matahari yang enggan
sebab ia menggigil
oleh embun yang beku
di bawah dagumu
sementara hujan mulai mengintipnya dengan derai
dan mendekapmu dengan basah
lalu, aku meneguk dingin yang kau...